Putaran baling baling itu secepat putaran hatiku, hembusan
angin itu secepat berhembusnya cintaku padanya, wajah itu bak mentari di
pagi-pagiku yang menyibukkan. Senyuman itu selalu bersemanyam di otakku,
suaranya merdu bagaikan kicauan burung dipagi hari. Perhatiannya sesejuk embun
di hutan kabut, hutan yang berselimut cinta. Daun-daun itu berterbangan
beriringan dengan perasaan yang menerpa batin ini. Rindu ini tak kunjung
sembuh. Hati yang tidak tahu diri ini selalu berharap mendengar suara sang
mentari.
Raga ini tak lelah menunggu suara dan wajah itu. Entah
mengapa otakku yang kecil inipun tak henti-hentinya menggoreskan perasaan hati
yang sudah tidak bisa diungkapkan. Mata ini ikut menikmati kelakuan hati dan
tangan yang saling bersahutan.
Fikiran yang belum dewasa ini memberontak ingin cepat
menjadi dewasa. Kaki ini ingin sekali melangkah jauh ke tempat yang tidak dapat
dijangkaunya, sampai kapan aku berharap...
entah harapan ini akan terwujud atau tidak... rinduku yang semakin mendalam.
entah harapan ini akan terwujud atau tidak... rinduku yang semakin mendalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar